Blog Archive
-
▼
2011
(4659)
-
▼
September
(298)
- 8 Tanda Bahwa Kamu Sudah Mulai Tua
- Ternyata Sering Bercinta Buat Wanita Jarang Sakit
- Sejarah Pahit Indonesia yang Disembunyikan Buku Se...
- Inilah 7 Media Sosial yang Bikin Kita Makin Proffe...
- Inilah Bath Tub yang Terbuat Dari Emas
- Manusia Berdarah Hijau Gemparkan Dunia Kesehatan
- Makanan Paling Menjijikan Dari Asia
- Kisah Seorang Pengemis Cantik dan Imut Asal China
- 10 Cerita Joker Terpopuler di Dunia
- Sering Naik Motor Pria “Loyo” di Ranjang?
- 10 Jenis Gangguan Mental yang Kontroversial
- Legenda Asal Usul Para Kaisar-Kaisar Jepang
- Inilah 4 Perampokan Terbesar Dalam Sejarah
- Silsilah Keluarga Adolf Hitler dan Eva Braun
- 10 Tujuan Berlibur yang Menyeramkan
- Demi Menghemat Biaya, Pelajar Ini Berlari 30 km Se...
- Suku Dogon, Suku Primitif yang Mengetahui tentang ...
- Tren Penularan HIV/AIDS Beralih Pada Heteroseksual
- ideo Tarian Dubstep Yang Sangat Menarik Dan Menakj...
- Perusahaan Inggris Rancang Kota Terapung ala Film ...
- 6 Hal yang Membuat Pria Menangis
- 10 Kelelawar Terunik dan Teraneh di Dunia
- 5 Tingkatan Dalam Dunia Hacker
- Tewas Usai Menangi Lomba Makan Pangsit
- Ingin Jadi Pejantan Tangguh? Jangan Buang Sperma A...
- 12 Bencana Mengerikan Akibat Ulah Manusia
- Sejarah Kaum Waria dan Homo
- Kelucuan Seekor Tupai Albino Saat Melihat Bayangan...
- Pelari Maraton Tertua di Dunia
- Hal yang Mungkin Terjadi Jika Mesin Waktu Ada
- 10 Hal yang Jarang Diketahui Tentang Mario Bros
- 5 Hal Penyebab Sulit Tidur
- Intip Foto Keseharian Presiden SBY
- Kiat-kiat dan Pantangan Saat Merawat Rambut
- Kisah Pilu Kehidupan Anak Jalanan di Jakarta
- Berkarir di Indonesia, Jadi Orang Terkaya No. 5 Dunia
- Beginilah Penampilan Elegan Pria Kongo Dari Golong...
- 10 Selebritis yang Pernah Bermasalah di Pesawat
- Paus Abu-abi, Paus Paling Ramah di Meksiko
- Abu Dabhi Ciptakan Alat Untuk Menurunkan Hujan Di ...
- Sekolah Ini Boleh Bayar Pakai Daun
- 6 Cara Hilangkan Perasaan Pada Mantan
- Savika, Rodeo Melawan Kerbau Marah Di Madagaskar (...
- Kumpulan Pemecah Rekor Terbaru Dalam Buku Guinness...
- Uniknya Sepeda Minimalis Tanpa Rantai
- Bikin Onar, SpongeBob Ditahan Polisi Los Angeles (...
- Hasil Terapi Minum Air Putih Setelah Bangun Pagi
- 10 Pasangan Kembar yang Menikahi Pasangan Kembar
- Keren! Fashion Show Berbahan Cokelat
- Jempol Tangan Pria Ini Diganti Jempol Kaki
- Video Pesawat Jatuh ke Penonton Saat Atraksi Udara
- Ribuan Warga Israel Foto Bugil Bareng Untuk Promos...
- Foto Murid Korban Penyiksaan Guru Kejam
- Menakjubkan, Ribuan Cacing Bercahaya Menerangi Gua...
- Konsep-Konsep Laptop Masa Depan Terunik dan Keren
- Mata Kita Ada Dua, Tapi Mengapa Benda yang Terliha...
- Daftar 10 Orang Terkaya Sepanjang Masa
- Evolta, Robot Yang Bisa Berenang, Bersepeda, Berlari
- 10 Film Box Office Terlaris
- 7 Istana Megah yang Dibangun Karena Cinta
- Ritual Menguburkan Ari-Ari
- 5 Cara Ampuh Turunkan Kolesterol
- Foto Gua Marble, Gua Terindah di Dunia
- Petani Inggris Panen bawang Raksasa, 8.150 Kg
- 6 Selebritis yang Dahulu Sering Diejek
- 5 Tips Hindari Banci / Bencong yang Ganas
- 10 Pianist Legendaris Dalam Sejarah Dunia
- Foto Menakjubkan Dari Dalam Kokpit Pesawat Terbang
- 50 Fakta yang Harus Diketahui Tentang Pria
- Beragam Kisah di Balik 10 Kota yang Musnah
- 4 Logo Perusahaan yang Misterius
- 10 Kisah Nyata Orang Terdampar di Pulau Asing Tak ...
- Bayi Anjing Laut Albino Paling Kesepian di Dunia
- 8 Hewan Peliharaan Dapat Sembuhkan Penyakit
- Kumpulan Aplikasi Blackberry
- Fakta Tentang Pramugari yang Anda Tidak Ketahui
- 10 Gunung Berapi Bawah Laut Paling Menakjubkan
- Asal Usul dan Sejarah Petasan/Kembang Api
- 6 Prajurit Wanita Tercantik di Dunia
- 9 Kota Bergurun Pasir Terbaik di Dunia
- Huang si 'Perempuan Kertas', Kulitnya Bisa Dibuat ...
- Siswi SMP di Malang Jadi Sutradara Film Porno
- 12 Musuh Batman di Arkham City
- Foto Bos Playboy Dengan Bidadarinya yang Bikin Pri...
- 20 Aktor Sukses Hollywood yang Tidak Ganteng
- Karya Luar Biasa Dari Selembar Kertas HVS
- Manfaat Tempe Bagi Kesehatan
- NASA Ungkap Foto Terbaru Permukaan Bulan
- Foto Syahrini Saat SMA
- 10 Reporter ESPN Paling Cantik dan Seksi
- Denmark: Nama Bayi Diatur Negara
- Inilah Kincir Angin Tertinggi di Dunia
- Tradisi Memakan Jantung di Penjara Afrika Selatan
- 10 Liburan yang Paling Diimpikan Orang Kaya Hong Kong
- Ternyata Merokok Pagi Hari Dua Kali Lebih Berbahaya
- 7 Obat Alami untuk Mengobati Asam Urat
- Tubuh Gadis Ini Terbakar Setiap Makan
- 7 Sifat Semut yang Perlu Diteladani
- 11 Taman Atap yang Menakjubkan Di Berbagai Negara
- Kisah Tragis Gadis Pengidap Anoreksia
-
▼
September
(298)
Tuesday, September 20, 2011
Ternyata Kehidupan Pengemis Tidak Sejelek yang Kita Pikirkan
ilustrasi
Silahkan simak laporan wartawan dari detik.com ini ternyata pengemis di kampung halamanya bisa mendapathasil yang lumayan besar, bahkan sebagian ada yang menjadikan ini sebagai bisnis utama,
penghasilan mereka rata2 bisa di bilang lumayan
“Seorang pengemis yang ngontrak di saya bilang, paling apes mereka dalam sehari dapatnya Rp 200 ribu per hari. Tapi umumnya mereka dapat uang sekitar 500 ribu-Rp 600 ribu per hari,” ujar Hanson.
Omongan Hanson bukan isapan jempol belaka. Sebab beberapa waktu lalu seorang nenek-nenek buta yang menghuni kontrakan miliknya mengaku kehilangan celengan. Nenek itu bilang uang yang ada di dalam celengan jumlahnya Rp 900 ribu hasil mengemis selama 4 hari sebelumnya.
“Bayangin aja dalam 4 hari saja nenek itu bisa menabung Rp 900 ribu. Kalau sebulan bisa dapat berapa duit itu nenek,” kata pria asal Medan itu.
bisa dianggab mereka termasuk orang yang “mampu ” berarti perlu di revisi lagi tentang kriteria orang miskin itu… hehehehehheeh silahkan disimak beritanya
Jakarta – Gang-gang sempit dengan rumah yang saling berhimpitan menjadi pandangan khas di Kebon Singkong, Kelurahan Klender, Jakarta Timur. Inilah kampung pengemis.
Ada sekitar 3 RW di kawasan ini. Warga yang tinggal di Kebon Singkong kebanyakan pendatang. Mayoritas mereka berasal dari Indramayu, Jawan Barat.
Dulunya kawasan padat penduduk ini hanyalah hamparan kebun singkong. Namun sejak tahun 1980-an perlahan-lahan rumah semi permanen dibangun menggantikan tanaman singkong. “Sampai sekarang meski perkebunan singkong sudah tidak ada, kampung ini tetap disebut Kebon Singkong,” kata Yayan, tokoh pemuda di Jakarta Timur.
Seiring perkembangan, daerah Kebon Singkong menjadi kawasan padat dan ramai. Bahkan kawasan ini belakangan dilabeli “danger” sebab banyak residivis yang bersembunyi dan tinggal di kawasan ini.
Selain dikenal sebagai daerah yang rawan kriminalitas, daerah ini juga disebut-sebut sebagai kampung jablay. Dulu banyak perempuan penghibur yang sering mangkal di lokalisasi Prumpung, Jatinegara, mengontrak di daerah ini. Namun seiring meredupnya lokalisasi Prumpung, para pekerja seks komersial (PSK) yang tinggal di daerah tersebut perlahan berkurang. Sekarang di Kebon Singkong banyak dihuni para pengemis. Mereka adalah warga Indramayu.
“Setiap bulan puasa ratusan orang dengan menumpang truk datang ke sini mengontrak rumah,” ujar Berra Hanson, warga Kebon Singkong, kepada detik+. Hanson yang memiliki 20 petak kontrakan mengaku kecipratan untung setiap bulan puasa. Sebab seluruh kontrakannya penuh terisi. Padahal bulan biasa paling hanya terisi separuhnya. Para pengontrak itu adalah pengemis yang rutin beroperasi di wilayah Menteng dan Jatinegara.
Tarif kontrakan milik Hanson bervariasi. Untuk petakan yang ada di bawah yang ukurannya 3×6 meter dipatok Rp 350 ribu-Rp 500 ribu per bulan. Untuk petakan yang di atas yang ukuranya lebih kecil harga sewa yang dikenakan Rp 150 ribu- Rp 250 ribu. Harga-harga itu sudah termasuk biaya listrik.
“Biar pengemis mereka bayar kontrakan selalu tepat waktu. Dan mereka membayar dengan uang pecahan seribuan hasil mengemis. Sudah diiketin duitnya sama mereka,” celetuk Hanson sambil tersenyum.
Di Kebon Singkong, terdapat ratusan kontrakan yang dihuni para pengemis. Kalau bulan puasa tiba, jumlahnya makin banyak lagi. Sekitar 200-300 orang menyusul datang.
Para pengontrak tinggal dengan peralatan seadanya. Paling hanya tikar dan kasur lipat. Tidak ada perabot-perabot yang mewah. Padahal pendapatan mereka rata-rata per hari bisa dibilang lumayan. Mereka bisa mendapatkan uang paling kecil Rp 200 ribu per hari.
“Seorang pengemis yang ngontrak di saya bilang, paling apes mereka dalam sehari dapatnya Rp 200 ribu per hari. Tapi umumnya mereka dapat uang sekitar 500 ribu-Rp 600 ribu per hari,” ujar Hanson.
Omongan Hanson bukan isapan jempol belaka. Sebab beberapa waktu lalu seorang nenek-nenek buta yang menghuni kontrakan miliknya mengaku kehilangan celengan. Nenek itu bilang uang yang ada di dalam celengan jumlahnya Rp 900 ribu hasil mengemis selama 4 hari sebelumnya.
“Bayangin aja dalam 4 hari saja nenek itu bisa menabung Rp 900 ribu. Kalau sebulan bisa dapat berapa duit itu nenek,” kata pria asal Medan itu.
Sekalipun dapat duit banyak dari mengemis, namun kehidupan mereka di kontrakan seperti orang tidak punya. Sebab uang hasil mengemis biasanya secara rutin dikirim ke kampung untuk beli sawah dan membangun rumah.
Hanson mengaku pernah melihat rumah-rumah mereka saat menghadiri kondangan warga setempat yang menggelar acara khitanan anaknya di daerah Haur Geulis, Indramayu. Saat datang ikut hajatan di sana ia ditunjuki rumah para pengemis yang ngontrak di Kebon Singkong.
Alangkah terkejutnya Hanson karena ternyata rumah mereka di kampung besar dan rapi. Bahkan saat dia bertamu melihat perabotannya sangat wah. “Kamar mandi saja ada bathtubnya. Malah ada yang punya kolam renang segala,” kata Hanson takjub.
Dari situlah Hanson dan sejumlah warga di Kebon Singkong maklum mengapa dari waktu ke waktu, warga dari Indramayu banyak berdatangan. Mereka ingin mengikuti jejak saudara atau tetangganya yang bisa hidup wah di kampung hanya dengan mengemis.
Nuki Senan, juga warga setempat, menjelaskan para pengemis yang tinggal di Kebon Singkong kebanyakan orang-orang tua, cacat dan anak-anak. Sementara bapak-bapak atau ibu-ibunya bertugas mengawasi dan mengantar jemput para pengemis. Mengapa demikian? Sebab bila yang mengemis adalah orang buta atau anak-anak biasanya mendapat uang banyak. Kalau orang dewasa apalagi dalam kondisi normal dapatnya sedikit. “Dapat Rp 30 ribu per hari saja sudah syukur,” ujar Nuki.
Jangan heran jika orang-orang dewasa berasal dari desa tempat tinggal pengemis lebih menggantungkan ekonomi kepada anak-anaknya. Mereka disuruh mengemis. Hanya orang dewasa yang cacat yang justru mencari uang sendiri karena kondisi itu akan menerbitkan empati.
Demi mendapat empati, maka banyak orang buta di Kebon Singkong tidak mau diobati. Mobil-mobil pelayanan penyakit katarak yang sempat datang ke daerah itu selalu sepi peminat. “Mereka (orang buta) tidak mau diobati. Sebab kebutaan mereka anggap sebagai aset untuk mengemis. Begitu juga yang cacat,” ujar Nuki.
Begitu berharganya orang buta di kalangan pengemis sampai-sampai antar sesama pengemis sering berselisih. Mereka berupaya mendapatkan mobil, ini merupakan istilah untuk orang buta yang mengemis. Terkadang terjadi persaingan harga sewa bagi pengemis buta ini.
“Di sini pengemis buta banyak yang beristri lebih dari satu orang. Mereka (orang buta) jadi rebutan karena dianggap sebagai aset untuk dapat uang,” terangnya. Sekalipun wilayahnya banyak dihuni para pengemis, namun warga setempat yang bukan pengemis tidak merasa terganggu bila dicap sebagai kampung pengemis. Pasalnya, warga bisa ikut meraup berkah dari para pengemis itu. Paling tidak, kata Nuki, warung atau rumah petakan jadi laku.
Hubungan simbiosis mutualisme antara pengemis dan warga membuat hubungan bertetangga di Kebon Singkong berjalan harmonis. “Mereka tidak banyak berulah karena mereka kebanyakan menghabiskan waktunya di luar. Datang ke kontrakan hanya untuk istirahat saja,” pungkasnya.
sumber
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment