Pages

Blog Archive

Wednesday, September 21, 2011

Kisah Tragis Gadis Pengidap Anoreksia


Selama 18 tahun, Alison Walker berjuang melawan anoreksia. Berat badannya pernah merosot dari 70 kilogram ke 32 kilogram. Sedikitnya 15 kali melawan maut di rumah sakit. Dan saat berhasil mendongkrak bobotnya kembali ke level 63 kilogram, pencernaannya terlanjur rusak para.

Wanita yang kini berusia 33 tahun itu tak lagi dapat memproses makanan secara normal. Ia hanya dapat makan makanan rendah kalori seperti yogurt berkadar lemak rendah. Itupun dalam jumlah sedikit. Sementara makanan dengan rasa kuat langsung membuatnya muntah.

Alison mengalami gangguan pola makan sejak usia 15 tahun. Membuatnya tiga kali drop out dari universitas, tak bisa menjalin hubungan asmara dan pertemanan. “Saya sangat lelah dan merasa sepi. Saya menghabiskan 18 tahun berputar-putar dalam masalah ini. Bukan cara hidup yang bahagia," katanya seperti dikutip Daily Mail.

Gejala anoreksia pertama kali muncul ketika ia tamasya bersama teman-teman sekolahnya pada 1994. "Banyak orang berpikir bahwa orang mengalami anoreksia karena tekanan media tentang citra langsing, tapi dalam kasus saya semua terjadi karena kontrol berlebihan terhadap makanan yang saya sukai."

Dalam setahun berat badannya turun drastis. Ia harus menjalani perawatan selama 3,5 bulan di rumah sakit demi memenuhi kebutuhan 2.500 kalori per hari, lebih tinggi dari kebutuhan normal 2.000 kalori. Namun, kebiasaannya membatasi makanan kambuh lagi. Sejak itu, ia langganan menginap di rumah sakit, bahkan pernah sampai setahun.

Di tengah perjuangannya melawan penyakit psikologis itu, Alison sempat berniat bunuh diri. Ia kesepian karena kerap ditolak oleh lingkungan sosialnya. "Saya kesepian, saya merasa sendiri, saat ini hanya dua anjing saya yang setia menemani," kata wanita asal Egremont, Crumbia ini.

Demi menstabilkan kondisinya, ia pernah menjalani operasi pemasangan alat di organ pencernaannya. Alat itu diperlukan untuk memompa cairan nutrisi 1.500 kalori, yang ia butuhkan selama 10 jam setiap malam. Baru Februari silam, ia bisa makan secara normal dengan takaran tertenty.

“Saya telah menghabiskan banyak waktu menyangkali diri sendiri dari kenikmatan makanan yang tidak dapat saya makan sekarang. Tapi saya senang dengan perkembangan saya sejauh ini dan terus melatih tubuh saya agar dapat makan secara normal lagi,” katanya. "Saya rindu menikmati kue serta coklat."





sumber

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...