Pages

Blog Archive

Thursday, June 2, 2011

Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid Di Indonesia

PLTH (Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid adalah membangkitkan listrik digunakan lebih dari 1 macam pembangkit. Tetapi yang agak berbeda adalah kombinasi ini menggabungkan sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable) dengan yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable).

ada PLTH, renewable energy yang digunakan dapat berasal dari energi matahari, angin, dan lain-lain yang dikombinasikan dengan Diesel-Generator Set sehingga menjadi suatu pembangkit yang lebih efisien, efektif dan handal untuk dapat mensuplai kebutuhan energi listrik baik sebagai penerangan rumah atau kebutuhan peralatan listrik yang lain seperti TV, pompa air, strika listrik serta kebutuhan industri kecil di daerah tersebut. Dengan adanya kombinasi dari sumber-sumber energi tersebut, diharapkan dapat menyediakan catu daya listrik yang kontinyu dengan efisiensi yang paling optimal.

Gambar berikut memperlihatkan contoh sistem PLTH yang mengkombinasikan Tenaga Surya, Tenaga Angin, dan Diesel Generator



Pemerintah membangun proyek energi listrik hibrid terbesar di Indonesia. Pembangunan yang dilakukan di kawasan Pantai Pandansimo Baru, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Energi listrik hibrid ini terbesar di Indonesia. Proyek ini adalah percontohan dan nantinya bisa dikembangkan ke daerah lain," kata Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek), Suharna Surapranata, saat peletakan batu pertama percontohan pengembangan energi listrik hibrid tersebut.

Energi listrik hibrid itu menggunakan sistem konversi energi angin dan sistem energi matahari. Pembangkit ini terdiri dari 40 kincir angin. Satu kincir angin mampu menghasilkan listrik 1 kilowatt. Selain itu, untuk energi mataharinya memakai panel surya dengan kapasitas produksi energi listriknya sampai 15.000 watt.

Pembangunan energi listrik hibrid tersebut memakan dana Rp3 miliar dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi. Ada juga dukungan dana oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Pemerintah Kabupaten Bantul, UGM Yogyakarta, Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia. Total dana yang dikucurkan mencapai Rp5 miliar.

Energi listrik hibrid yang dibangun di kampung nelayan Pantai Pandansimo itu bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat setempat. Yaitu, untuk memproduksi 1.000 kilogram es balok per hari serta untuk memompa air sumur renteng untuk kebutuhan petani di pesisir pantai, terutama pada musim kemarau. Selain itu, energi listrik yang dihasilkan juga bisa untuk penerangan jalan umum.

Bupati Bantul Idham Samawi mengungkapkan, dengan pembangunan energi listrik hibrid tersebut maka akan bisa mendukung program Pemkab Bantul yang ingin mengembangkan perkebunan dan pertanian di kawasan pesisir. Seperti diketahui, di pesisir pantai selatan Yogyakarta itu sedang dikembangkan untuk pertanian seperti buah melon, buah naga, tomat, bawang merah, bawang putih, dan cabai.

"Dengan sistem energi listrik hibrid itu maka kawasan kampung nelayan Pantai Pandansimo Baru ini juga akan dikembangkan sebagai kawasan wisata Agro Fisheries Technopark," jelasnya.





















Quote:

Ruang Kontrol




Quote:
Ruang Aki
Quote:
Ruang Produksi Es









No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...